TUJUAN
PENDIDIKAN
Oleh:
Safarotunnajah Istiqomah
Pendidikan
adalah bagian yang penting dalam hidup manusia, dengan pendidikan manusia bisa
mengubah hidup. Pendidikan tidak semata-mata di bentuk begitu saja tetapi
pendidikan memiliki beberapa tujuan. Maka kali ini saya akan membahas tentang “
Tujuan Pendidikan”. Tujuan menurut H.R Daeng Naja merupakan misi sasaran yang
ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang, sedangkan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan suatu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntut segala kekuatan
kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
Tujuan
pendidikan menurut buku “ Menggagas Pendidikan Islami “ adalah suatu kondisi
yang menjadi target dari proses-proses pendidikan termasuk penyampaian ilmu
pengetahuan yang dilakukan. Tujuan Pendidikan menjadi panduan bagi seluruh
kegiatan dalam sistem pendidikan, tujuan pendidikan dalam islam adalah islam
adalah untuk membentuk manusia yang berkarakter, yakni (1) berkepribadian
islam, (2) menguasai tsaqofah islam, (3) menguasai ilmu kehidupan (sains
teknologi dan keahlian) yang memadai.
a.
Membentuk
Kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)
“ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya
dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata
‘ Sesungguhnya aku termasuk orang muslimin.” (QS. Al Fushshilat:33)
Tujuan
yang pertama ini lebih konsekuensi
kepada keimanan seorang muslim, yakni bahwa seorang muslim harus memegang
identitas muslimnya yang tampak pada cara berfikir (aqliyyah) dan cara bersikapnya (nafsiyyah)
yang senantiasa dilandaskan pada ajaran islam.
Ada tiga
metode dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian islam. Pertama, menanamkan aqidah islam dengan
metode yang menggugah akal, menggetarkan jiwa dan menyentuh perasaan. Kedua, mendorong untuk senantiasa
menegakkan bangunan cara berpikir dan perilakunya di atas aqidah dan syariah
islam yang telah tertanam kuat dalam hatinya. Ketiga, mengembangkan kepribadian dengan cara bersungguh-sungguh
mengisi pemikiran dengan tsaqofah
islamiyyah dan mengamalkannya dalam seluruh aspek
kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
b.
Menguasai
Tsaqofah Islam
Tujuan
kedua ini merupakan konsekuensi lanjutan dari ke-Islaman seseorang. Islam
mendorong setiap muslim untuk menjadi seorang manusia yang berilmu dengan
mewajibkan menuntut ilmu. Dalam Ihya
Ulumudin, bab ilmu. Al Ghozali mengklasifikasikan dua kategori ilmu. Pertama ilmu fardhu a’in, yakni ilmu yang wajib di pelajari setiap muslim,
misalnya ilmu fiqih, al qur’an, hadits, dll.
Kedua ilmu fardhu kifayah, yakni
ilmu yang wajib di pelajari oleh salah satu dari umat islam saja, misalnya ilmu
biologi, kimia, kedokteran, teknik, dll.
“ Allah mengangkat derajat
orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah:11)
c.
Menguasi
Ilmu Kehidupan (sains teknologi dan keahlian)
Menguasi
ilmu pengetahuan (iptek) diperlukan agar umat islam mampu mencapai kemajuan
material sehingga dapat menjalankan misi sebagai khalifah Allah SWT dengan baik
di muka bumi ini. Islam menetapkan penguasaan ilmu kehidupan sebagai fardhu
kifayah.
Pada
hakikatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal, yakni pengetahuan yang dapat
mengembangkan akal pikiran manusia sehingga dapat menentukan suatu tindakan
tertentu dan pengetahuan mengenai perbuatan itu sendiri.
Berkaitan
dengan akal, Allah telah memberikan akal kepada manusia. Dengan akal manusia
memiliki kelebihan dari makhluk yang lainnya, manusia dapat menggunakan akalnya
untuk merenungkan ciptaa Allah, sehingga dapat meningkatkan keimanan terhadap
Allah SWT. Bila akal difungsikan dengan
semestinya dapat menghantarkan menuju keimanan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar