Rabu, 27 Juli 2016

TUJUAN PENDIDIKAN



TUJUAN PENDIDIKAN
Oleh: Safarotunnajah Istiqomah

Pendidikan adalah bagian yang penting dalam hidup manusia, dengan pendidikan manusia bisa mengubah hidup. Pendidikan tidak semata-mata di bentuk begitu saja tetapi pendidikan memiliki beberapa tujuan. Maka kali ini saya akan membahas tentang “ Tujuan Pendidikan”. Tujuan menurut H.R Daeng Naja merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang, sedangkan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

Tujuan pendidikan menurut buku “ Menggagas Pendidikan Islami “ adalah suatu kondisi yang menjadi target dari proses-proses pendidikan termasuk penyampaian ilmu pengetahuan yang dilakukan. Tujuan Pendidikan menjadi panduan bagi seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan, tujuan pendidikan dalam islam adalah islam adalah untuk membentuk manusia yang berkarakter, yakni (1) berkepribadian islam, (2) menguasai tsaqofah islam, (3) menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan keahlian) yang memadai.

a.    Membentuk Kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata ‘ Sesungguhnya aku termasuk orang muslimin.” (QS. Al Fushshilat:33)

Tujuan yang pertama ini  lebih konsekuensi kepada keimanan seorang muslim, yakni bahwa seorang muslim harus memegang identitas muslimnya yang tampak pada cara berfikir (aqliyyah) dan cara bersikapnya (nafsiyyah) yang senantiasa dilandaskan pada ajaran islam.

Ada tiga metode dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian islam. Pertama, menanamkan aqidah islam dengan metode yang menggugah akal, menggetarkan jiwa dan menyentuh perasaan. Kedua, mendorong untuk senantiasa menegakkan bangunan cara berpikir dan perilakunya di atas aqidah dan syariah islam yang telah tertanam kuat dalam hatinya. Ketiga, mengembangkan kepribadian dengan cara bersungguh-sungguh mengisi pemikiran dengan tsaqofah islamiyyah dan   mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
b.    Menguasai Tsaqofah Islam

Tujuan kedua ini merupakan konsekuensi lanjutan dari ke-Islaman seseorang. Islam mendorong setiap muslim untuk menjadi seorang manusia yang berilmu dengan mewajibkan menuntut ilmu. Dalam Ihya Ulumudin, bab ilmu. Al Ghozali mengklasifikasikan dua kategori ilmu. Pertama ilmu fardhu a’in, yakni ilmu yang wajib di pelajari setiap muslim, misalnya ilmu fiqih, al qur’an, hadits, dll. Kedua ilmu fardhu kifayah, yakni ilmu yang wajib di pelajari oleh salah satu dari umat islam saja, misalnya ilmu biologi, kimia, kedokteran, teknik, dll.


“ Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah:11)
c.    Menguasi Ilmu Kehidupan (sains teknologi dan keahlian)

Menguasi ilmu pengetahuan (iptek) diperlukan agar umat islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan misi sebagai khalifah Allah SWT dengan baik di muka bumi ini. Islam menetapkan penguasaan ilmu kehidupan sebagai fardhu kifayah.

Pada hakikatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal, yakni pengetahuan yang dapat mengembangkan akal pikiran manusia sehingga dapat menentukan suatu tindakan tertentu dan pengetahuan mengenai perbuatan itu sendiri.

Berkaitan dengan akal, Allah telah memberikan akal kepada manusia. Dengan akal manusia memiliki kelebihan dari makhluk yang lainnya, manusia dapat menggunakan akalnya untuk merenungkan ciptaa Allah, sehingga dapat meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Bila akal difungsikan dengan  semestinya dapat menghantarkan menuju keimanan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar